Sabtu, 22 September 2012

Pahit Manis Semalam...

Sabtu Pagi, weekend cerah..

Entah dari mana harus memulai,.. dan ntah darimana ini semua dimulai..
Aku dan Dia bertemu, sepakat menikmati malam..
Seharusnya ini jadi makan malam yang "manis", maksudku makan malam ala-ala film FTV.
tempat makan yg santai, suasana rileks, dan makanan penggugah selera. Selera saya tentunya, pedas, heheehe..
kupilih tempat favoritku, jelas, pasti, tempat yang nyaman buatku semoga nyaman buatnya, itu pikirku.
maka kesanalah kami menuju. 

Semua berjalan normal, apa adanya, sampai akhirnya menu pesanan datang..
Nasi Sapi Lada Hitam untuknya dan Nasi Ayam Kampung cabe Ijo untukku (favoritku..nyos!)
tetiba dia berseru, mari kita bertanding "adu makan" yang tercepat berhak memberikan hukuman pada yg kalah.. 
awalnya aku berpikir, serius loh?? gak ketuaan nih? ~bukan umur yg berbicara, ini gengsi mamenn..
Dia dengan sengaja menyulut api tantangan, anak mudi paling pantang di adu, dan tergodalah saya utk menerima tantangan. Ntah apa yg ada dalam pikiran kami semalam. Dalam keadaan "bertanding" pun aku masih gak percaya ini adalah pertandingan. INI seharusnya MAKAN MALAM MANIS, bukan PERTANDINGAN. 
Terlanjur sudah. 
Pertandingan sudah dimulai. dan dia begitu serius melahap makanannya. 
Ntah karena lapar ataukah aura pertandingan yang dicetuskannya..

menu tantangan

Tentu saja dia yg menang, well, HELLOUW, dia makan pake alat bantu, sendok dan garpu..
dan aku mengguna alat terpercayaku, jari tangan. Dia makan dengan kecepatan super yang tak mungkin kuikuti karena aku SEDANG FEMINIM malam ini! *huf*
Sempat disentilnya dengan sangat menyebalkan pake kalimat "mau pake dua tangan juga boleh kok...." ~ hadeewh...
tak ku gubris, aku masih ingin ini menjadi makan malam MANIS. sweet dinner.. 
jadi walopun aura pertandingan sangat terasa, tetap kunikmati makanan favoritku dengan bijaksana. Aku gak mungkin makan brutal dengan dandanan super feminim, dress!
Sial ! pertandingan seperti ini seharusnya dengan kostum kaos oblong, jins belel dan sendal jepit, mamen!!..
kulanjutkan makan dengan perasaan tak percaya apa yang terjadi.

Dan dia menang, PASTINYA. dan tersenyum -senyum dengan kemenangannya. 
Sempat kumerasa heran dengan ekspresinya, seperti tanding makan pada saat kanak-kanak dulu. 
Ekspresi lucu itu begitu menggemaskan. 
Biarlah dia menang, aku sudah sangat terhibur dengan ekspresi itu. Dengan senyum itu..
Itu sudah kemenangan buatku, menonton ekspresinya.
Aku suka...

Masalah berikut timbul, tak ada taruhan.. bodohnya kami, pertandingan tanpa taruhan dilakukan, hanya membuat kesepakatan "Yang menang berhak melakukan perintah apapun, dan yg kalah harus menurutinya" ~ dan mulailah kebingungan apakah hukuman yang pantas. Aku menolak memberi saran karena aku si Kalah. Aku pun menolak hal-hal aneh yang dia sebutkan, ini tempat makan favoritku dan akan terus kembali kemari, maaf saya tidak mau mempermalukan diri untuk kembali dan kembali kemari disambut dengan tawa oleh seantero isi tempat makan tersebut!
Maka, kami pun menunda taruhannya sampai nanti ditemukan satu perintah mutlak, yang masuk akal. titik.

Destinasi Kedua,...
oh, malam masih berlanjut teman. ini belum selesai. 
Permintaanku yang nyaris menjamur, Minum kopi bersama, belum juga direalisasikannya. 
Maka malam tadi, si Kalah tetap bersikeras untuk menagihnya. Dan dia tidak bisa - TIDAK BOLEH- menolaknya. NGOPI. Titik. 

kendaraan perang ini pun berlaju menuju destinasi kedua, warung kopi. 
Dia memilih cafe. 
Baiklah. aku tidak menolak. 
Bagiku kopi dimana saja tetaplah kopi. 
Bergendaal Koffie, pilihannya. Okesip.

Menu sajiannya tidak banyak, namun kopi tersebut langsung digiling dan disajikan, fresh from the coffee maker...
Bagiku, tak ada bedanya. Aku bukan maniak kopi, jadi tak tau dimana letak perbedaannya. 
Membaca menu yang tersaji, tiba-tiba aku melihat "Espresso" pada daftarnya. 
Sekilas ingatan tentang tokoh novel penikmat kopi yang selalu memesan minuman ini. Aku pun tergelitik untuk mencoba.
Bak penikmat kopi sejati, dengan gagahnya aku memesan ESPRESSO, 
dan dia memesan Black Coffe, favoritnya.
Terbersit pandangan tak percaya dari si penerima pesanan, mengulangnya sekali untuk memastikan, dan berlalu untuk menyiapkan pesanan. Tak kugubris. 
Menikmati obrolan bersama DIA yang didepanku saja lah..

Dia mula nya ragu akan penyakitku yang anti-kopi, kopi membuatku mengantuk. iya, kantuk. Diluar kebiasaan orang-orang pada umumnya yang justru tak bisa tidur.
Berulang kali pula dia bertanya tentang penyakit migrenku, khawatir itu akan muncul karena aku minum kopi.
Kuyakinkan padanya aku akan baik saja, aku sang Panglima Prang tidak akan dengan semudah itu kalah dengan kopi. 
Tekadku sudah bulat. Aku siap dengan efek apapun yang akan timbul, ngantuk berat ato malah migren akut-ku kumat. Siap, Aku Mau Kopi. 

Candaan berlanjut, namun jeda diam menikmati suasana pun tak terelakkan. bukan karena ku tak tau mau mendiskusikan apa, aku hanya ingin menikmatinya. 
Aku suka, disini, bersamanya, minum kopi..

Pesanan diantarkan 15 menit kemudian ~kurang lebih, aku gak punya jam tangan utk memastikan- 


Espresso dan Black Coffee Luwak

Kecurigaanku muncul pada saat menerima hantaran pesanan, bertanya yang mana pesananku, dan kaget melihat gelas slowki kecil (slowki kah namanya? sy tak tau) diletakkan dihadapan saya. 
Terbersit feeling tak enak, "ada sesuatu yang aneh dengan ukuran gelasnya, apakah ini kopi terkeras disini?" ~namun ku tetap diam. Panglima prang masih ragu mengungkap keraguannya. 
DIA TERSENYUM. senyum jahil. Saya rasa dia bisa membaca ekspresi berkerut di wajah saya. hhuh..dasar si Menang! *cutit sigoe*gemas

Dua sachet gula rendah kalori tidak juga menetralkan rasa pahit nya. Pahit, banget!! 
Satu sendok kecil kopinya, Black Coffee, kucicipi. Tidak sepahit punyaku. Aneh.
Kecurigaanku semakin menjadi. 
Akhirnya keluarlah tanya itu. "Apa ini Kopi terkeras disini?" maksudku apakah takaran ini adalah takaran tertinggi bagi ukuran kopi arabika Gayo. 
Dia tidak tau. tapi aku tetap penasaran.

Dia terus memperhatikanku, khawatir, itu yang ada diwajahnya. 
Menanti efek yang muungkin timbul akibat kopi, yang sudah kuceritakan padanya jauh sebelum acara ngopi bareng ini. Ekspresi lain yang aku nikmati darinya. 
Aku suka....

Dengan Tangguh ~meminjam istilahnya menggambarkan aku- dengan tangguh aku menghabiskan kopi super-duper-pahitku. Menetralkannya dengan mengunyah kacang. *hey, Itu looh gunanya kacang disitu, menetralkan rasa pahit kopi di lidah. ;)
Hingga akhirnya manis tak terkira diakhir takaran terasa, aku pun berhenti. 
Aneh,...
aku sanggup menghadapi pahit tak terkira tapi tak tahan manis?
itu gula rendah kalori, tidak semanis gula pasir atau gula batu. 
Tapi, aku tak lagi sanggup menghabiskan sisa terakhir karena MANIS?? 
Lidahku sudah tak beres. 
Ada yang tidak beres disini.. 
Aku tidak juga mengantuk. Tidak menguap.. Tidak sakit kepala. Tidak ada apapun.
Terlalu banyak keanehan yang tidak bisa dicerna otak cerdasku malam ini. 
Hanya terheran-heran.

Rasa penasaranku timbul, melanjutkan percakapan..
aku membandingkan dengan kopi dari kampung kebanggaanku, Tangse. Kopi Tangse adalah kopi yang memberiku efek imun - kebal- terhadap kopi. Kopi itu yang "memberikan' kantuk sebagai efek pasca meminumnya. Bahkan mencium aroma kopi saja sudah bisa membangkitkan rasa kantuk. Semakin keras kopinya, semakin ngantuk pula. 
Rasa kopi Tangse begitu nikmat, leumak, kalo bahasa "Mandarin"nya, hahahaa... karena campuran olahannya bermacam, termasuk pinang. iya, biji pinang lah yang menambah nikmatnya. 
Bagiku itulah rasa nikmat kopi yang sebenarnya.

Baginya, Kopi Solong Ulee Kareng, Aceh Besar lah yang nikmat. Diluar kebangsaannya Aceh Rayeuk, lidahnya yang Aceh Rayeuk, aku juga percaya Kopi Hitam ala Solong Ulee Kareng punya kenikmatannya. Aku juga sudah mencobanya dan memang nikmat. 
Maaf, Sahabat, Lidah saya sangat mem-Pidie, Tangse tetaplah lidahku. Kopi Tangse tetap Idola. hahahaa

Nah, apakabarnya Kopi Luwak Gayo ini?? tak masuk kategori nikmat buatku. 
Keras? iya. Pahit? iya.. nikmat? belum. aku belum tau nikmatnya dimana. Mungkin lain kali aku akan mencoba versi lain olahannya, Black coffe, cappucinno, americano, dst. ~~ Mungkin..

Menjawab rasa ingin tauku, Dia mengajakku bertanya pada kasir sambil membayar tagihan minuman kami, tanya jawab pun terjadi.
Tanya mengenai bagaimana Espresso diolah. 
ternyata, Biji kopi asli tanpa campuran apapun!
ini kopi olahan TERKERAS mereka! inti sari kopi! jus kopi!! *blaah, pantesan pahit nian!!!!

Hal berikut yang bikin tercengang adalah komentar si Kasir. "biasa ji yang jep kupi nyoe, ureung lagee tanyoe" dan si kasir berbicara seolah aku tak ada. *hey, maksud loohh??
ekspresi geramku terasa sudah. Apapulak maksudnya itu!! "biasanya yang memesan espresso adalah orang2 seperti kita?" *huh* seperti kalian?!!laki-laki maksudnya???!!... kesal sekali.

kutunggu respon lanjutan dari dia, dengan tatapan tak percayaku terhadap ucapan si kasir.
Dia terlihat seperti akan melontarkan sebuah respon, aku tau itu, terlihat jelas di wajahnya.
kutunggu, tapi dia urung mengucapkannya. hmm,...
Akhirnya kami pun hanya tertawa. 
saling melirik dan tertawa. 
Dan aku tau apa yang akan dikatakannya. firasat ku memberitahuku.
Kalo saja dia sempat mengutarakannya, jangan salahkan aku kalo dompet ini melayang kearahnya. hahahhaaa....

Akhirnya, Dia mengatakannya juga setelah kami berlalu dari tempat itu, "harusnya tadi mau bilang, yang ini lain, Panglima prang yang minum.." HAH!! tak bisa dipercaya.. FIRASATKU BENAR. benar sekali apa yang aku pikirkan akan diucapkannya... dan dia TERTAWA. tertawa lepas.. 
dan aku terpesona.
Aku. Suka. Tawa. itu.

kubiarkan dia tertawa sepuasnya, dan aku ikut tertawa bersamanya.
dan aku berjanji padanya, kalau seandainya akan kembali kesana utk ngopi, aku akan pesan espresso, lagi! 
hanya sekedar mempertahankan gengsiku pada si kasir, bahwa, aku sang Panglima Prang tidak ketauan salah pesan. hahahaaa...

Berlalu masih sambil tertawa, akhirnya aku berujar, "ternyata benar itu kopi terkeras, urutan pertama dalam daftar mereka, tak ada campuran" -masih dengan terheran-heran.
dan aku meminumnya. Menikmati pahitnya. Aku~si anti kopi~ setelah sekian lama menghindari kopi karena takut akan efek kantuknya, malah meminum kopi luwak olahan terkeras!!! menakjubkan! 
dan kami pun terus tertawa... sungguh menyenangkan. 
Pengalaman ngopi bareng yang mengesankan. 
Ini pastilah karena teman ngopinya yang mengesankan, bukan begitu Sahabat?? *cutit*
oh, bukan makanan pendamping kopi atau rokok, tapi teman duduk menikmati secangkir kopi pahit.
menikmatinya dengan rasa manis, dihati.

rasa kantukku tidak datang jua..
kenikmatan ngopi bersama terasa disetiap pahit yang tersisa dilidahku..
tawanya terus menggema dalam kendaraan perang ini.. dan aku terus menikmatinya..
aku.sangat.suka.

oya, Misiku tercapai semua semalam, 
Berdandan cantik dan feminim, diluar kebiasaanku. dress pilihan.
Menikmati Makan malam seru, berkat taruhan aneh.
Meresapi Pahit Kopi mengesankan..
Aku menikmati setiap momennya... setiap detiknya, bersama..
karena tujuanku malam ini adalah mengakhiri kegalauan kita. Bahwa setelah ini hanya takdir dan nasib dengan campur tangan Allah swt lah yang bisa menunjukkan jalanNya buat kita. 
Kita sudah berusaha semampu kita, ber-ikhtiar dengan namaNya.. 
semua sudah dilakukan dan sudah diungkapkan secara gamblang, 
jelas dan padat, namun yang pasti tidak singkat...

Saya, si bengal batu, menikmati setiap momen dari awal kedekatan hingga semalam, bersamamu.
dan kamu juga menikmatinya kan? saya tau. itu terlihat. walau saya bukan Romi Raphael ato Deddy Corbuzier. tapi saya tau itu...  hahahaa

Terima kasih untuk semuanya. 
Saya mengalami pengalaman-pengalaman indah penuh kedewasaan dan menjadi lebih dewasa seiring berjalannya kebersamaan..selama ini.
Semoga kita akan terus diberkahi kenikmatan oleh Allah swt dalam bentuk apapun.
Bahkan lebih pahit dari si Espresso itu. :)
Pahit juga salah satu kenikmatan bukan? tanpa pahit kita tidak tau rasa manis itu ada.

...dan bagaimana dengan hukuman atas pertaruhan kekalahanku beradu tanding makan dengannya??
tulisan ini lah "hukuman" yang dijatuhinya untukku..
tulisan sebanyak 2 lembar folio, berisi pengakuan kekalahanku..
dan aku menambahkannya dengan pengakuan kenikmatanku. hanya sebagai bonus, 
namun ternyata menyita lebih banyak fokus.. hehhee...
hmm, apakah ini 2 lembar folio? saya tidak tau. 
kalau anda sudah lelah membacanya, berarti ini lebih panjang dari pada 2 lembar folio. haahahaa
Terima kasih sudah menikmati tulisan ini, dan menikmati malam bersama semalam.. 


penikmat pahit manis semalam,


putriMaisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar