Rabu, 17 Oktober 2012

Berhenti mengeluh

"Berhentilah mengeluh, putri.."
Begitu kata ku terus berulang kali pada diri batu ini.
Semacam mantra yang aku rapalkan. Belum memberikan efek yang memuaskan,
tapi aku takkan menyerah.

Kalimat yang sama aku ucapkan juga teruntuk sahabat-sahabat yang dirundung duka. Alasan ku mengatakannya lebih kepada aku yang sudah tak sanggup lagi mendengar keluhan mereka yang selalu sama dan berulang. seperti karma, sekarang justru akulah "Sang tukang ngeluh" itu.

Seseorang menasehatiku, "Apa yang dikeluhkan, semua yang terjadi ini atas kehendak Allah swt. kita ini hanya hambaNya. Apapun yang terjadi- susah,senang-sedih,dst- itu atas kemauanNya. Kita ini hanya ciptaanNya. Apa hak kita utk mengeluh?" ~ nasehat yang bijak dari seseorang yang mengaku dirinya tidak pedulian. Dan aku pun semakin menghormatinya.

Lama kuterdiam dan merenung, berusaha mencerna semua perkataannya. Tak satupun bisa ku patahkan. Karena memang begitulah yang terjadi, bukan?
Ketika Allah sudah berkehendak, apa yang bisa dibantah?dicegah?ditolak?
Apapun bisa dilakukan Yang Maha Kuasa, Kun fayakun.. Yang terjadi, maka terjadilah.
Dalam waktu sekejap saja, semua hal yang kamu ketahui bisa berubah menjadi jungkir balik.
Semua yang kamu memiliki bisa hilang, begitu juga sebaliknya.
Apapun mungkin bagiNya. Allah Tuhan Semesta Alam.

Aku bukanlah orang yang religius, bahkan aku pernah bergeser -sedikir- keluar dari jalur ketetapanNya.
Sampai sekarang pun aku bukanlah orang religius. Masih dalam proses untuk sedikit demi sedikit kembali ke jalan-Nya. Tulisan ini bukan dakwah, tulisan ini tidak pula membenarkan apapun selain HANYA "hal yang terpikir oleh otak kusut-ku".

Jadi, aku pun harus terus belajar untuk tidak mengeluh. Pasti ada suatu waktu dimana aku akan merasa terpuruk dan tak sanggup lagi melewati segala rintangan.. kumohon bersabarlah padaku, wahai kamu yang selalu menjadi tumpahan "muntahan" keluhanku. Maafkan segala perkataanku, itu hanya aku yang diganggu syaitan. Terimakasih kamu tetap setia mendengarkan semua kata tak pantas itu, terimakasih kamu terus menuntunku dalam ayat-ayat Allah.. terimakasih atas dukungan dan doa-doamu. terimakasih sudah membuatku begitu istimewa.. Hanya dengan berada disekitarku, disaat aku paling membutuhkan. Kamu hadir sepenuh hati dan jiwa, mendampingi. Terimakasih.
..dan ini bukan aku yang mendramatisir perasaaan ya.. *ini diperlukan dalam pembahasan sebuah cerita saja* hahaha...nyokadang.

Teruntuk sedih dan bahagiaku..
Terima kasih sudah hadir menghiasi setiap hariku..
Smoga aku tetap kuat dan tidak lagi mengeluh.
#okesip.


putriMaisa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar