Rabu, 27 Maret 2013

Titik awal

Kampus, 
Awal semester, masa orientasi mahasiswa. Mengenalmu sebagai teman seangkatan yang sama-sama akan berjuang menuntut ilmu, dengan alasan apapun yang kita bawa. Aku dengan idealisme-ku dan kamu, dengan apa adanya dirimu. (^.~)

Tak banyak yang bisa diceritakan, hingga akhirnya kita berada di semester "genting". Aku menyebutnya genting karena untuk pertama kalinya aku berseteru dengan teman-teman kita untuk alasan "idealisme" yang entah apa terpikir olehku saat itu. Satu yang kuingat, bahwa aku amat sangat emosional. bukan diriku yang sebenarnya (sebenarnya baik dan manis. hehee...). Perseteruan yang tidak berlangsung lama dan berakhir dengan win-win solution, terimakasih kepada teman-teman yang sangat berbaik hati bisa bekerjasama hingga semua pihak menemukan jalan terbaik untuk kebersamaan.

-___singkat cerita, kebersamaan pun berlanjut hingga negeri seberang. Tujuan kedatangan demi studi banding terselubung plesir. hihiii... (^.^)
Lagi-lagi tak banyak kenangan kebersamaan kita, berdua, disana. satu-satunya yang ku sesali hingga saat ini, kenapa kita tidak bertegur sapa? kenapa kita tidak berbincang atau sekedar bercanda? Apa ya yang menghalangi kita saat itu?? Aneh. lagi-lagi keanehan lain diantara kita.

Menikmati rute perjalanan yang telah disiapkan travel tour ditemani guide bersama teman sejawat melupakan semua yang tertinggal dikampung halaman, hanya untuk perjalanan singkat penuh manfaat, refreshing!
Kamu, dalam ingatanku, selalu terlihat tenang dan nyaman berada dimana pun. Tak pernah berkonfrontasi dengan siapapun. Tak pernah terdengar keluh kesah darimu. Hanya menikmati. Damai sekali. Dan selalu tersenyum. Sering ku berpikir, apa yang membuatmu selalu tersennyum semanis itu, seramah itu pada setiap orang, senyaman itu berada dimana saja. Aku sungguh iri. Iya, iri sekali, ingin seperti kamu. ingin disukai semua orang. ingin nyaman berada dimana saja, ingin memiliki senyum sepertimu, nyaman -menenangkan, manis sekali.
Aku yang berada disisi lain dirimu, sangat frontal, keras, ketus, jutek, segala ekspresi terpancar tepat dari wajah ini. sungguh tak sedap dipandang. Ah, tak ingin diingatkan. aku yang itu sangat jelek sekali ya..

Senyummu. Aku terpesona dengan senyummu. Semakin mempesona saat perjalanan tur itu, Kenapa begitu mempesona? kamu sengaja yaaa..  | saat kita berpas-pasan di Hotel, saat kamu melewati kursi tempatku duduk dalam bus, saat rehat makan, saat berada dimana saja dan kapan saja, kamu selalu tersenyum seolah-olah kamu memang tersenyum hanya untukku. Ya, mungkin hanya akunya yang GeEr ya. Toh, kamu tersenyum ke semua teman-teman kita. hahaa..

Senyummu, takbisa dihapus begitu saja, selalu terputar dalam ingatan. begitu damai. ingin rasanya senyum itu hanya untukku, tapi, itu hanya sekilas keinginan saat itu. Mungkin karena aku yang kesepian, selama tur aku merasa sendirian ditengah keramaian. Dan percaya atau tidak, senyummu begitu menyenangkan untuk dinanti dan dinikmati dalam sendiriku itu.

___-sepulangnya dari tur itu, aku bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih ramah, lebih tenang, menjadi sedikit saja sepertimu. 

Kedekatan kita berawal pada Bulan Ramadhan tahun 2012. Entah bagaimana dimulai semuanya, mungkin karena pembahasan sudah berputar mengenai tesis. Semua teman-teman kita mulai memusingkannya dan momen itu menjadi alasan komunikasi silang diantara semua orang, bertukar pikiran dan semangat, begitu juga dengan kita.

Kamu yang memulai duluan, jangan menyangkalnya. Kamulah yang mengirim pesan itu. dan percakapan pun berlanjut tanpa henti hingga semua menjadi sangat wajar. kita terbiasa membahas segalanya, termasuk curhatan dari diri ini yang kebetulan sedang galau. Kamu, pribadi tenang yang aku kagumi, memberikan masukan-masukan dari sisi lain, sisi yang tidak pernah terpikir olehku. Sisi yang mungkin saja aku tau, tapi tidak pernah memandangnya dari sudut itu. Kamu mengingatkannya, menasehatiku, membimbingku. berbagi denganmu benar-benar membuka pikiranku. seolah-olah puzzle yang selama ini hilang, ada padamu. kepingan-kepingan pikiran itu menjadi utuh, dan aku bisa melihat masalah-masalah dan solusinya sekaligus. Menakjubkan!! bagaimana bisa? siapa kamu? kenapa tiba-tiba semua menjadi berubah se-ringan ini? dan ada apa diantara kita? ---itulah pikir ku saat itu. 

Ramadhan itu titik balikku, menjadi pribadi baru. Segala doa kupanjatkan dengan sangat amat kusyu', berharap Allah mengabulkan semuanya dan menjadikanku pribadi yang terbaik. Kamu melengkapi kenyataanku, mendampingiku mengaplikasikan kepribadian itu dalam keseharianku. Kenapa semua begitu melengkapi? Ada apa ini? ---lagi, pikiran itu muncul lagi.

Percakapan kita tidak setiap hari, tapi intens. belum pernah bertemu sapa secara langsung. Namun keakraban melalui telepon genggam semakin erat. seharusnya kita berterimakasih pada penemu benda ajaib itu ya. Berkah Ramadhan ku menjadi lengkap. 

Sebulan setelahnya, pertemuan pertama kita. Malam hari. Aku yang sedang bosan berusaha mengajakmu menikmati jalanan hanya untuk penyegaran. Alasan yang sebenarnya adalah aku ingin sekali bertemu denganmu. Maaf aku tidak jujur, tapi mungkin sebaiknya itu menjadi rahasiaku saja. Hingga akhirnya tulisan ini dibuat, maka kamu pun jadi tahu. (^.^)
Makan malam pertama kita, disimpang termacet di kota ini. berasumsi tidak ada yang kenal dengan kita ditempat itu tapi yang terjadi justru kebalikannya, kita bertemu teman, yang ternyata mereka adalah temanmu, dan juga temanku. Sikap malu-malu ku mungkin begitu kelihatan ya? hingga mereka curiga dengan keakraban diantsra kita. Maaf, aku seperti ABG saja. hahaa......
Menyenangkan sekali malam itu, banyak canda, banyak tawa, kenyamanan yang telah lama kunanti. kudapati darimu. Kenapa? bagaimana bisa? siapa kamu???? ---tanya itu lagi. muncul terus dalam pikirku.
----------------------
Maka, aku pun berdoa, memohon kepada Allah Ta'ala, memberikan petunjuknya bagiku. Karena salah satu doaku saat Ramadhan adalah aku tidak ingin lagi bertemu orang yang salah. Aku ingin dipertemukan dengan dia yang menjadi pilihan hati sesuai dengan kebutuhan jiwaku. Diri ini meminta jodoh terbaik yang diberikan Allah. Kamu datang dan begitu menyenangkan. Aku takut terbuai dengan alam semu. Doa pun kupanjatkan. Kuadukan kepada Sang Maha Tahu bagaimana perasaanku kepadamu, bagaimana kamu menyenangkan untuk kujadikan seseorang yang selalu kucari dan kutemukan. maka doa-ku adalah... "Ya Allah, jika dia baik untukku, tunjukkan jalanMu, Semoga kali ini adalah yang terakhir dan terindah bagiku, calon suami terbaik pemberianMu. Dengan pertemuan tadi, maka dengan Bismillah -atas nama Allah, aku akan menjalaninya dengan serius dan berserah padaMu"~ dan dimulailah pendekatan kita kearah yang semakin serius.

Bismillah hirahman nirrahiim~~~

putriMaisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar