Jumat, 21 September 2012

Bahagia Sederhana

Semalam migren parah setelah sekian lama tidak separah itu, kombinasi antara penyakit mag, stress, dan kurang istirahat. kelelahan.. hmm, mgkn itu kata yang tepat.
Lelah kah aku? mungkin iya, mungkin juga tidak.
Iya, aku kurang tidur, tapi waktu-waktu tsb begitu menyenangkan utk dihabiskan bersama.
Iya, aku tidak menjaga jadwal makan ku, tapi karena aku begitu menikmati hari hingga lupa waktu.
Iya, aku stress.. begitu takut menerima kenyataan pahit, membuktikan segala pikiran negatifku ternyata adalah nyata. begitu takut kehilangan masa bersama.

Terkadang aku merasa lelah, lelah mencari dimana kebahagiaan itu.
Kutemukan kalimat motivasi secara tidak sengaja, bahwa kebahagiaan itu harus dibuat sendiri.
Baiklah, itu masuk akal, pikirku..
Bukankah yang menginginkan kebahagiaan adalah diri kita sendiri? kenapa kita harus mencari pada orang lain, atau pada tempat lain, atau pada masa lain?
Maka, aku pun berusaha menciptakan bahagiaku.
Menikmati segala hal, meresapi hal terkecil dan paling sederhana,.. senyuman.
Kenapa senyuman? senyum itu menular..
Sama seperti kantuk, dan melihat seseorang mengantuk dan menguap didekat kita. serta merta kita pun mengantuk.
Senyum juga seperti itu.
Ternyata terdapat beberapa jenis senyum,..dan senyum tulus adalah favoritku.
Senyum tulus yang diperuntukkan hanya buatku,.. egois memang, tapi bukankah kita manusia ini adalah makhluk paling egois? jadi nikmatilah...
Maka aku pun menikmati senyum itu, senyum tulus padaku,..
Senyum yang dengan seketika menghapus semua bebanku,..lenyap, seketika..
Karena aku sanggup menikmati senyum itu selamanya..
Senyum itu bisa menghapus migren? tentu saja.
Senyum itu bisa menghapus lelah? pasti
Senyum itu bisa menghapus sakit mag? klo sambil makan sih, iya...
Senyum itu motivasi terbesarku menantang dunia..
Demi senyum itu aku akan melakukan apapun
Hanya untuk melihatnya merekah, dan ditujukan buatku, untukku seorang.

Tunggu, apa aku masih migren? kemana sakit itu?
Satu kali panggilan telpon darimu, dan mendengar nada tawa itu, aku seperti melihat senyum itu langsung, didepanku. sungguh obat yang aneh. aku menelan 2 pil semalam dan masih saja terbangun dengan sakit itu, tapi satu telfon? menakjubkan..

Kebahagiaan sederhana dalam bentuk senyuman.
Apakah itu kebahagiaan yang kucari?
Betapa bahagia rasanya melihat senyum itu merekah, seolah-olah aku sudah berhasil dalam setiap usaha.
Namun, apakah itu bisa berlangsung lama, semisal : selamanya?
Apakah ini menjadikanku makhluk egois yang tidak tau diri?

Sungguh yang kuinginkan adalah kebahagiaan sederhana.
Senyuman tulus itu sepertinya bagus sebagai awalan, bukan begitu?
Dan aku menginginkannya menjadi MILIKKU untuk SELAMANYA..
Haruskah aku memohon padamu, wahai pemilik senyuman?
Makhluk ciptaan Tuhan yang paling mempesonaku dengan cara sederhana, tersenyum.

yang mengharap jawabmu,

putriMaisa







Tidak ada komentar:

Posting Komentar